Kita sudah ngebahas perbedaan tenaga setelah pakai pully rumah roller standar Mio dibandingkan dengan produk variasi. Pully standar punya kemiringan 14° sedang yang variasi 13,5° atau lebih kecil 0,50 dari asli pabrik. (Judul artikel Standar Vs 13,5ยบ - red)
Dibantu dynotest untuk mengujinya. Pully variasi dapat torsi 12,13 Nm/7.400 rpm atau naik 0,34 Nm dari standar, yaitu 11,796 Nm/8.100 rpm. Artinya, tarikan awal pully variasi lebih responsif. Bahkan torsi tertinggi bisa dicapai pada rpm 7.000 atau lebih awal.
“Namun pemilik skubek yang tidak ingin mengandalkan pully variasi, bukan nggak bisa gaya seperti itu. Sebab hampir semua mangkuk rumah roller skubek standar bisa dibikin seperti itu. Cuma tetap harus tahu tata caranya,” jelas Om Martin, bos bengkel bubut Kem Brother’s yang sudah biasa melakukan di Mio dan Nouvo.
Dipertegas Om Martin lagi, ubah pully standar agar responsif tidak boleh lebih dari 1°. Misalkan pully Mio standar 14°, kalau bisa turun jadi 13° dan jangan sampai 12°. Sebab jika lebih dari ukuran itu, pertemuan tapak pully dengan belt hanya sedikit (gbr. 1). Belt pun rawan slip.
Menurut analisis beberapa tuner skubek, pemakaian pully 13° ibarat memperbesar gir depan di motor bebek. Semisal dari mata gir 14 jadi 15. Sehingga buat mesin yang sudah dimodifikasi, ubahan ini bikin tarikan awal skubek makin mantaf.
Nah, kalau sudah paham, proses berikutnya memangkas pully di bengkel bubut. Selain itu, biar akurat tapak pully wajib diukur pakai busur derajat biar nggak salah papas.
“Biar tapak pully 14° jadi 13° atau turun 1°, bagian yang banyak dipapas di tengah. Sehingga ketika pully terpasang, posisi derajatnya makin rata (gbr. 2),” lanjut Om Martin dari maraksanya di Beji, Depok, Jawa Barat.
Sementara buat pully yang sudah tidak lagi rata alias sudah memiliki cekungan, diingatkan untuk hati-hati saat pengikisan (gbr. 3). Sebab kalau salah ukur, derajatnya bisa lewat dari angka 1.
Selasa, 23 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar