Yamaha Mio milik Pujo Priharto alias Bewok ini sabet podium 2 kelas FFA skubek di sebuah gelaran drag skubek malam 201 meter di Harapan Indah, Bekasi, beberapa bulan lalu. “Sayang, di hit ke-2 ada yang macet di bagian roda belakang saat motor di posisi 50 meter,” bilang Bewok yang menunggu kelahiran anak pertama.
Catatan waktunya tembus 8,3 detik. “Rumusan korek mesin yang dipakai prinsip dasarnya berbanding terbalik dengan bebek,” jelas Adriansyah dari mekanik Adr Speed yang mengerjakan.
Paling awal dijarah adalah memperbesar kapasitas silinder. Menggunakan piston diameter 70 mm milik Yamaha Scopio. Dipadukan dengan stroke 73 mm. Total kapasitas jadi 268cc.
Dapur pacu yang meningkat dipadu klep masuk 34 ,5 mm dan buang 29,5 mm. Campuran bensin dan udara disuplai lewat karburator Mikuni 28 PE.
Seperti yang disebut awal. Korekan berbanding terbalik dengan bebek. Terutama desain kem. “Susah menerapkan durasi kem bebek ke skubek. Tapi, skubek gak perlu susah mikirkan perbanding rasio seperti di bebek,” bilang Adri yang ganteng itu.
Ayo contek prinsip dasar buka-tutup dan angkatan klep. Skubek tinggal buka gas tanpa reduksi tenaga seperti di bebek setiap perpindahan gigi pasti rpm turun. “Makanya, di skubek durasi buka-tutup klep nggak besar, tapi lift tinggi. Prinsip dasar ini berbanding terbalik dengan bebek,” jelas mekanik dua anak ini.
“Di bebek angkatan klep maksimal 9,4 mm, sedang di skubek mesti di atas 10,4 mm,” ulas Adri yang merahasiakan derajat buka-tutup klep karena menurutnya masih tahap riset.
Prinsip dasar kerja buka-tutup klep jadi tahap awal pengembangan. “CVT tetap standar. Jika korekan mesin sudah ketemu yang pas, riset CVT akan dikembangkan,” bilang Adri yang bermarkas di Penggilingan,
Selasa, 23 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar